Wednesday, 12 May 2010

Kontrasepsi Darurat

contoh obat kondar yang biasa di gunakan
Postinor 2 ini di gunakan setelah senggama tapi tidak lebih dari 72 jam.dosis yang di gunakan tablet pertama di makan sesegera mungkin dan tablet ke dua 12 jam kemudian







Bidan perlu mengetahui tentang kontrasepsi darurat agar dapat memberikan pelayanan KB yang lebih luas.
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seks yang tidak terlindung dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan. Sexache adalah waktu hubungan seks pertama yang sebagian besar tidak terlindung oleh alat kontrasepsi.
Dalam menghadapi perubahan perilaku seks remaja, sebagiaan besar negara dan bangsa di dunia mengharapkan peranan kontrasepsi darurat untuk dapat menghindari kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD). Sebagian contoh di Negara Belanda angka induksi kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) 14/1000, sedangkan Amerika 96/1000 kehamilan remaja.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya permintaan gugur kandung di kalangan remaja Belanda adalah:
1. Pendidikan seks yang bersifat formal dan non formal
2. Masyarakat dapat menerima perubahan perilaku seks pada remaja
3. Penggunaan kontrasepsi darurat yang luas

Gagasan kontrasepsi darurat semula dikembangkan oleh Morris dan Van Wagenen di Amerika dengan menggunakan diethylstilbestrol sedangkan di Belanda oleh Haspel dengan menggunakan ethynylestradiol dosis tinggi. Metode ini kemudian dikenal dengan nama morning after pill.

2.2 Penggunaan Kontrasepsi Darurat
Indikasi kontrasepsi darurat (kondar) adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak di kehendaki karena:
1. Kesalahan dalam pemakain kontrasepsi seperti :
- kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya
- Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat
- Kegagalan senggama terputus (mis, ejakulasi di vagina atau genetalia eksternal)
- Salah hitung masa subur
- AKDR ekspulsi
- Lupa minum pil KB lebih dari dua tablet
- Terlambat lebih dari satu minggu untuk suntik KB yang setiap bulan
- Terlambat lebih dari dua minggu untuk suntik KB tiga bulanan
2. Perkosaan
3. Tidak menggunakan kontrasepsi.
Dalam situasi demikian penggunaan kontrasepsi darurat diharapkan dapat menghindari kehamilan, sehingga menurunkan kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD).

2.3 Metode Kontrasepsi Darurat

Perkembangan teknologi kontrasepsi Keluarga Berencana telah demikian majunya sehingga kontrasepsi darurat mengikuti dengan metode :
1. Metode Hormonal(medic)
• Pemberian derivate estrogen
• Pemberian antiprogestine mifepristone
• Metode Yuzpe dengan pil kombinasi estrogen dan progesterone
• Metode Postinor, penberian levonorgestrel
• Pemberian Danazol
2. Insersi IUCD(mekanik)
Penggunaan kontrasepsi darurat belum banyak di praktekan di Indonesia, sekalipun di berbagai Negara sudah menunjukan hasil yang cukup memberikan harapan.

2.4 Konsep Kerja Kontrasepsi Darurat

Waktu pemberian hormone atau insersi IUCD harus sudah dilakukan dalam waktu kurang dari 72 jam, setelah melakukan hubungan seks tanpa perlindungan alat kontrasepsi.

1. Cara kerja kontrasepsi darurat hormonal
a) Komponen estrogen dosis tinggi atau derivatnya menghindari konsepsi dengan jalan :
• Estrogen dosis tinggi mengubah lapisan dalam rahim (endometrium) tetap dalam keadaan fase proliferasi, sehingga tidak memungkinkan nidasi dari hasil konsepsi.
• Dengan peristaltic tuba yang meningkat, spermatozoa tidak mungkin dapat mencapai ovum untuk melakukan konsepsi.
• Dalam fase proliferasi endometrium tidak dapat menimbulkan suasana kapasitasi sempurna sehingga mengurangi kemampuan konsepsi spermatozoa.
b) Komponen progesterone atau derivatnya dalam dosis tinggi menghindari terjadinya konsepsi dan nidasi dengan jalan :
• Mengentalkan lender serviks, endometrium, dan tuba fallopi, sehingga mengurangi kemampuan bergerak spermatozoa untuk mencapai ovum, sehingga tidak mungkin terjadi konsepsi.
• Pada endometrium, terjadi perubahan sehingga kurang memberikan peluang untuk terjadinya nidasi.
2. Cara kerja kontrasepsi darurat dengan insersi IUCD
a) IUCD berbentuk inert seperti Lippes Loop menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadi migrasi dari leukosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi, sehingga tidak terjadi kehamilan.
b) IUCD yang mengandung Cupper, segara setalah insersi di samping menimbulkan pemadatan endometrium, melepaskan ion Cu dengan konsentrasi tinggi.
• Konsentrasi 2,5 X 10 mol/L bersifat blastosidal atau membunuhnya sehingga kehamilan tidak terjadi.
• Konsentrasi yang lebih tinggi bersifat embriotoksik sehingga kehamilan tidak terjadi.
8.4 Penyulit Pemakaian Kontrasepsi Darurat
Penggunaan kontrasepsi darurat mempunyai beberapa penyulit sebagai berikut :
a) Kontrasepsi darurat hormonal
Penyulit kontrasepsi darurat hormonal disebabkan komponen estrogen dan derivatnya menyebabkan keluhan atau penyulit seperti terasa mual, muntah-muntah, payudara tegang dan nyeri, dan menoragea(pendarahan menstruasi yang banyak). Keluhan ini terjadi pada jam atau hari pertama memakai kontrasepsi darurat hormonal yang dapat diatasi dengan memberikan obat anti munath.
b) Kontrasepsi darurat IUCD
IUCD adalah benda asing yang dipasang dalam rahim sekitar 72 jam sampai 7 hari setelah hubungan seks tanpa proteksi alat kontrasepsi. Penyulit yang berkaitan dengan pemasangan IUCD adalah :
a) Infeksi alat genitalia
Infeksi alat genitalia dalam bentuk infeksi penyakit hubungan seks, infeksi tanpa gejala yang jelas, dan infeksi sekitar panggul wanita.
b) Perforasi IUCD
Pemasangan IUCD yang kurang legeartis mungkin menimbulkan perforasi dengan gejala sakit mendadak dan dapat disertai syok.
c) Kehamilan berlangsung.
Pemasangan IUCD yang tidak mencapai fundus uteri menyebabkan daerah ini bebas dari pengaruh IUCD atau ion Cu sehingga terjadi konsepsi, nidasi, dan kehamilan berlangsung.
Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi darurat perlu ditingkatkan sehingga tujuan dapat tercapai, tanpa menimbulkan penyakit, komplikasi, atau keluhan yang membahayakan.

8.5 Pelayanan Kontrasepsi Darurat bagi yang memerlukan
Pelayanan kontrasepsi darurat dijabarkan secara rinci sebagai berikut:
1. Metode hormonal:
b. Pemberian estrogen dosis tinggi.
Per os:
• Memberikan estrogen dengan dosis 50mg 2 kali dengan interval 12jam.
• Memberikan ethinyrestradiol 5mg selama 5 hari.
Suntikan:
• Suntikan estradiol benzoate 30mg setiap hari selama 5 hari.
c. Pemberian antiprogestine mifepristone.
• Mifepristone diberikan 200mg setiap hari selama 4 hari, mulai hari 27 mensruasi.
• Terjadi penurunan estrogen dan progesterone darah yang menimbulkan perdarahan, sehingga hasil konsepsi ikut serta dalam perdarahan.

2. Metode insersi IUCD
Insersi IUCD dalam waktu 72 jam sampai 7 hari banyak manfaatnya sebagai kontrasepsi darurat, yang dapat dipertimbangkan pemakaiannya. Perlu diperhatikan pemakaiannya pada wanita muda yang belum punya anak (remaja) dengan komplikasi infeksi dapat menimbulkan infertilitas.
8.6 Kesimpulan metode kontrasepsi darurat
Kontrasepsi memberika harapan baru untuk menurunkan kejadian kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) sehingga secara langsung menurunkan permintaan gugur kandung. Dalam jangka waktu kurang dari 72 jam kontrasepsi darurat hormonal efektif bertindak sebagai alat untuk menghindari kehamilan. Sedangkan insersi IUCD sebaiknya dilakukaun bila hubungan seks tanpa proteksi berlangsung lebih dari 72 jam (3 hari) tetepi kurang dari 7 hari.
Cara kerja kontrasepsi hormonal terutama untuk menghindari konsepsi, sedangkan insersi IUCD terutama untuk menghindari nidasi disamping menghalangi terjadinya konsepsi.

No comments:

Post a Comment