Sunday, 27 December 2009

makna LOGO BIDAN DELIMA

LOGO BIDAN DELIMA

Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:

1. Bidan Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-
tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi,
keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
2. Delima Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan
manis yang melambangkan kesuburan (reproduksi).
3. Merah Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan
pengambilan keputusan yang cepat, tepat dalam membantu masyarakat.
4. Hitam Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani
kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.
5. Hati Melambangkan pelayanan Bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang
(sayang Ibu dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/ intervensi pelayanan.

gambar macam - macam plasenta previa




































Tuesday, 22 December 2009

TETANUS NEONATORUM

2.1 TETANUS NEONATORUM

2.1.1 Definisi

Penyakit tetanusneonatorum adalah penyakit yang terjadi pada bayi neonates(bayi berusia kurang dari 1 bulan) yang di sebabkan oleh clostridium tetani.(YBP-SP 2006;388).

2.1.2 Penyebab

Penyebab penyakit ini adalah Clostridiun tetani,kuman ini bersifat anaerobic dan mengeluarkan eksotoksin yang neourotopik yang masuk melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh proses pertolongan persalinan yang tidak steril, baik oleh penggunaan alat yang telah terkontaminasi dengan spora Clostridium tetani, maupun penggunaan obat-obatan untuk tali pusat yang juga telah terkontaminasi. Kebiasaan menggunakan alat pertolongan persalinan dan obat tradisionil yang tidak steril, merupakan faktor yang utama dalam terjadinya Tetanus neonatorum.

2.1.3 Epidemiologi

Clostridium tetani berbentuk batang langsing, tidak berkapsul, gram positip. Dapat bergerak dan membentuk sporaspora, terminal yang menyerupai tongkat penabuh genderang (drum stick). Spora spora tersebut kebal terhadap berbagai bahan dan keadaan yang merugikan termasuk perebusan, tetapi dapat dihancurkan jika dipanaskan dengan otoklaf. Kuman ini dapat hidup bertahun-tahun di dalam tanah, asalkan tidak terpapar sinar matahari, selain dapat ditemukan pula dalam debu, tanah, air laut, air tawar dan traktus digestivus manusia serta hewan.

Clostridium tetani terdapat di tanah dan traktus digestivus manusia serta hewan.kuman ini dapat membuat spora yang tahan lama dan berkembang biak dalam luka kotor atau jaringan nekrotik yang mempunyai suasana aerobic.Pada bayi penyakit ini di tularkan biasanya melalui talipusat,yaitu karena pemotongan talipusat dengan alat yang tidak steril.selain itu infeksi dapat juga melalui pemakaian oba,bubuk atau daun-daun yang di gunakan dalam perawatan talipusat.

Penyakit ini masih banyak terdapat di Indonesia dan Negara-negara lain yang sedang berkembang.mortalitasnya sangat tinggi karena biasanya baru mendapat pertolongan bila keadaan bayi sudah gawat.Penanganan yang sempurna memegang peranan yang penting dalam menurunkan angka mortalitas.

2.1.4 Patologi

Kelainan patologik biasanya terdapat pada otak,pada sumsum tulang belakang dan terutama pada nucleus motorik.kematian di sebabkan oleh asfiksia akibat spasmus laring pada kejang yang lama.Selain itu kematian dapat terjadi akibat pengaruh langsung pada pusat pernafasan dan peredaran darah.sebab kematian yang lain adalah peunomnia aspirasi dan sepsis.

2.1.5 Gambaran Klinik

Masa inkubasi berkisar antara 3-14 hari, tapi bias lebih pendek ataupun lebih panjang. Berat ringannya penyakit juga tergantung pada lamanya masa inkubasi, makin pendek masa inkubasi biasanya prognosa makin jelek.

Gejala permulaan adalah kesulitan minum karena terjadinya trismus.Mulut mencucu seperti ikan(karpermond)sehingga bayi tidak minum dengan baik.Kemudian ,dapat terjadi spasmus otot yang luas dan kejang umum.leher menjadi kaku dan dapat terjadi opistotonus.dinding abdomen kaku mengeras dan kalau tyerdapat kejang otot pernafasan,dapat terjadi sianosis , suhu dapat meningkat ,naiknya suhu ini mempunyai prognosis yang tidak baik.

2.1.6 Diagnosa

Diagnosa tetanusneo natorum biasanya dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis.

Gejala klinik yang karakteristik berupa:

  1. Malas minum, mudah terangsang dan anak menangis terus menerus.
  2. Tidak sanggup mengisap dan belakangan bayi berhenti menangis karena rahang sukar dibuka disebabkan terjadinya kekakuan.
  3. Kemudian diikuti kekakuan pada seluruh tubuh disertai kejang yang tersentak [intermittent jerking spasm], terutama hal Individu yang imun tetapi sensitive terhadap bahan toxin akan menimbulkan reaks iterhadap keduanya, toxin dan toxoid. Reaksi kulit yang terjadi umumnya maksimal pacta 48- 72 jam, dan kemudian mulai menyusut dan menghilang. Ini berbeda bila hasil Schick test positif, dimana reaksi ini akan menetap sampai beberapa hari. Bila individu tidak mempunyaI anti toxin di dalam serumnya, tetapi ia alergi terhadap toxoid, reaksi akan dijumpai pacta kedua belah tangan, tetapi reaksi pada sebelah tangan yang mendapat suntikan toxin akan mencapai puncaknya pada hari ke-5 dan menetap, sedang reaksi terhadap toxoid akan berkurang pada hari ke 5-7. Schick test dikatakan positif bila dijumpai indurasi yang diameterny sebesar 10mm atau lebih. Bila test dilakukan tanpa menggunakan kontrol, pembacaan dilakukan setelah 5x24 jam setelah suntikan dilakukan. Ini dilakukan untuk menghindari pseudoreaksi yang timbul, yang biasanya akan sudah menghilang pada hari ke-3 atau ke-4.

Kriteria penilaian

  • Reaksi positif, bila dijumpai indurasi berwarna merah kecoklatan yang kadang disertai nekrosis jaringan dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10mm.
  • Reaksi negatif, bila tidak dijumpai keadaan di atas, berarti anak mempunyai daya lindung terhadap difteri. Ini terjadi bila ada rangsangan dari luar seperti suara yang keras, cahaya dan tactile stimuli antara lain bila dipegang, pada pemberian injeksi untuk pengobatan dan pada waktu melakukan pengisapan lendir.
  • Mulut mencucur, dan bila bayi menangis suaranya tangisan tidak jelas, terdengar seperti mendesis
  • Diagnostik test yang sering digunakan adalah reflex spasm dari dinding perut yang dapat dilakukan dengan melakukan palpasi abdomen dan sebagai akibatnya akan timbul kejang dan kekakuan dinding perut.

Prognosa tetanus neonatorum adalah jelek bila:

1. Umur bayi kurang dari 7 hari

2. Masa inkubasi 7 hari atau kurang

3. periode timbulnya gejala kurang dari 48 jam

4.Dijumpai muscular spasm

2.1.7 Penanggulangan

  1. Perawatan umum

A.Tindakan pertama pada saat penderita masuk ke rumah sakit

B.Mengatasi kejang

  • Kejang dapat di atasi dengan mengurangi rangsangan atau pemberian obat anti kejang.obat yang di pakai adalah kombinasi fenobarbital dan largaktil.fenobarbital dapat di berikan mula-mula 30-60 mg perentral,kemudian di lanjutkan per os dengan dosis maksimum 10mg per hari.largaktil dapat di berikan bersama luminal,mula-mula 7,5 mg parental,kemudian di teruskan dengan dosis 6 x 2,5 mg/hari.kombinasi lain adalah luminal dan diazepam dan dosis ½ mg/kg berat badan.Obat anti kejang yang lain adalah kloralhidrat yang di berikan lewat rtektum.
  • Atasi kejang dengan pemberian anti-convulsan, seperti diazepam dengan dosis 2 -10 mg I.V. ataupun secara I.M.
  • Bila kejang sudah teratasi pasang nasa-gastric tube dan beri cairan intra-vena Dextrose-NaCl untuk mengatasi kebutuhan cairan dan elektrolit, dan juga untuk jalan pemberian obat.
  • Kalau memungkinkan hindari pemberian obat secara I.M. karena ini akan merangsang terjadinya muscular spasm.

C. Perawatan

1. Tempatkan bayi dalam incubator untuk menghindari rangsangan dari luar

2. Usahakan agar temperature ruangan tetap

3. Observasi dilakukan dengan mengurangi sekecil mungkin terjadinya rangsangan.

4. Catat dan awasi denyut jantung, pols, pernafasan, temperature bayi dan

temperature inkubator, frekwensi dan beratnya muscular spasm.

5. Bersihkan mulut, nasofaring dari sekresi cairan yang menumpuk dengan cara melakukan pengisapan lender secara berulang, teratur dan hati-hati.

6. Catat pengeluaran kencing dan tinja, bila dijumpa igumpalan tinja, lakukan pengosongan dengan penggunaan "salineonema.

7. Buat daftar cairan yang masuk dan keluar

8. Lakukan perobahan posisi bayi setiap 2 jam

9. Lakukan fisioterapi pada daerah dada secara hati-hati setiap 4 jam

10. Gerakkan tangan dan kaki secara pasif

11. Jangan lupa memberi zalfantibiotika pada mata

Catatan

Pada setiap tindakan yang dilakukan terhadap bayi yang dirawat dengan tetanus neonatorum harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati, oleh karena semua tindakan ini dapat merangsang terjadinya spasme dan kejang.

D. Perawatan Tali Pusat

ü Bila tali pusat masih ada bersihkan dengan hydrogen peroxide dan bila perlu dilakukan tindakan bedah.

II. Antibiotika, Tetanus Anti-Toxin dan Toxoida

A. Antibiotika

Ø Crystalline penicillin diberikan dengan dosis 100.000 unit/ kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis dan diberikan secara intravena untuk selama 7 hari, atau bila ini tidak ada dapat digunakan Penicllin procaine 100.000 unit/ kg BB/ hari, diberikan secara I.M. Bila dijumpai adanya komplikasi, broad spectrum anti biotika dapat ditambahkan pemakaian broad spectrum anti biotika ini harus segera dipikirkan, mengingat bahwa Tetanus neonatorum ini adalah termasuk penyakit yang berat [tetanus yang berat].

B. Pemberian Anti-Toxin

Ø Pemberian anti-toxin bertujuan hanya untuk mengikat toxin yang masih beredar dalam darah, ataupun toxin yang belum terikat dengan kuat. A.T.S dengan dosis 10.000 units dapat diberikan secara I.V., ataupun dengan pemberian tetanus immuneglobulin 500 units secara I.M. berupa dosis tunggal.

Ø Diazepam

Obat ini dapat diberikan melalui cairan infus secara kontinu atau bolus injection [ injeksi melalui selang infus ], yang dapat diberikan setiap 2-4 jam. pemberian berikutnya tergantung pada hasil evaluasi setelah pemberian anti-kejang. Diazepam melalui cairan infus secara kontinu tidak dianjurkan, oleh karena dosis diazepam yang digunakan harus di evaluasi secara seksama, untuk ini pemberian per-bolus lebih mudah untuk dievaluasi. Bila dosis optimum telah tercapai, dan kejang telah terkontrol," maka jadwal pemberian diazepam yang tetap dan tepat baru dapat disusun.

Dosis diazepam pada saat dimulai pengobatan (setelah kejang terkontrol] adalah 20 mgjkg BBjhari, dibagi dalam 8 kali pemberian (pemberian dilakukan tiap 3 jam]. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap kejang, bila kejang masih terus berlangsung dosis diazepam dapat dinaikkan secara bertahap sampai kejang dapat teratasi.

Dosis maksimum adalah 40 mg/kg BB/hari.

Dalam melakukan evaluasi terhadap pemberian diazepam dalam mengkontrol kejang harus diingat:

  • Jarak kejang yang timbul setelah pemberian diazepam perbolus.
  • Bila kejang terjadi sebelum saat pemberian diazepam

o berikutnya [berdasarkan skedul sementara pemberian diazepam], maka kejang yang terjadi harus diberantas sampai tuntas dan dosis yang digunakan pada pemberantasan kejang ini tidak diperhitungkan. Dosis maintenance dinaikkan 10-15% dari dosis sebelumnya, dan skedul sementara pemberian diazepam disusun kembali.

o Pada saat permulaan, jarak pemberian diazepam dilakukan tiap 3 jam, dan dalam evaluasi perhatikan apakah kejang terjadi sebelum 2-3 jam setelah pemberian diazepam per I bolus, bila ini dijumpai, pemberian diazepam per-3 jam harus ditinjau, dan dipikirkan untuk memperpendek interval pemberian diazepam menjadi per 2 jam. 4. Dalam meningkatkan dosis diazepam dan memperpendek interval pemberian, harus diperhatikan efek samping yang mungkin timbul yaitu dperesi pernafasan, dan total dosis maintenance jangan melampaui 40 mg kg BB/hari

o Bila dosis optimum dalam mengkontrol kejang telah didapat maka skedul pasti telah dapat dibuat, dan ini dipertahankan selama 2-3 hari, dan bila dalam evaluasi berikutnya tidak dijumpai adanya kejang, maka dosis diazepam dapat diturunkan secara bertahap, yaitu 10-15 % dari dosis optimum tersebut. Penurunan dosis diazepam tidak boleh secara drastis, oleh karena bila terjadi kejang, sangat sukar untuk diatasi dan penaikkan dosis ke dosis semula yang efektif belum tentu dapat mengkontrol kejang yang terjadi. Bila dengan penurunan bertahap dijumpai kejang, dosis harus segera dinaikkan kembali ke dosis semula. Sedang bila tidak terjadi kejang dosis dipertahankan selama 2-3 hari dan diturunkan lagi secara bertahap, hal ini dilakukan untuk selanjutnya.

o Bila dalam penggunaan diazepam, kejang masih terjadi, sedang dosis maksimal telah tercapai, maka penggabungan dengan anti kejang lainnya harus dilakukan.

o Efek samping berupa kama, kadang apnoea dapat terjadi dan ini reversible bila dosis diazepam diturunkan

Catatan:

Semua ini dapat dilakukan di bangsal anak, tetapi harus dengan pengawasan yang ketat, bila fasilitas memungkinkan sebaiknya kasus tetanus neonatorum dirawat di ruang intensif.

penggabungan dengan anti kejang lainnya harus dilakukan.

2.1.8 Pemberian makanan

ü Empat puluh delapan jam pertama, kebutuhan cairan dan elektrolit sebaiknya diberikan secara Intra Venous, hal ini untuk menghindari resiko terjadinya aspirasi sebagai akibat dari gastro-intestinal ileus dan kejang yang tidak terkontrol.

ü Pemberian ASI/susu buatan dapat dimulai sesudahnya dengan I menggunakan naso gastric tube.

ü Kalau ad.B tidak dapat dilakukan, harus dipikirkan pemberian partial intravenous hyperalimentation yang mengandung Dextrose f 10%, amino acid, intra livid dan vitamin.

ü Kontrol terhadap kejangPenyebab utama kematian pada Tetanus neonatorum adalah kejang klonik yang hebat, muscular dan laryngeal spasm beserta komplikasinya. Dengan penggunaan obat-obat sedasi/muscle relaxans, diharapkan kejang ini dapat diatasi.

2.1.9 Pencegahan

Pencegahan yang paling baik adalah pemotongan talipusat dan perawatan talipusat yang baik dan harus di gunakan bahan-bahan dan alat-alat yang steril.pemberian vaksinasi dan suntikan toksoid pada ibu hamil dalam triwulan terakhir dapat member proteksi pada bayi.

Tetanustoxoid harus diberikan ,karena penderita yang sembuh dari tetanus neonatorum tidak membentuk daya kebal terhadap tetanus [noconvertofimmunity],sehingga kemungkinan untuk mendapat infeksi dengan tetanus pada waktu mendatangakan tetap ada. Pada tetanus neonatorum pemberian tetanus toxoi dini sebaiknya diberikan setelah penderita sembuh dan di berikan pada saat bayi berumur 2 bulan atau lebih, bersamaan dengan pemberian imunisasi yang lain. Berbeda dengan pemberian BCG, Polio dan hepatitis, dimana pemberian vaksin ini dapat diberikan sesudah bayi lahir, sedang untuk pemberian tetanus toxoid halini tidak dianjurkan sebelum bayi berusia diatas 6 mgg.

Adapun Pencegahan lainnya :

1. Pertolongan persalinan yang steril

2. Pendidikan kesehatan

3. Yang terpenting dan terbukti efektif dalam mencegah tetanus neonatorum adalah dengan pemberian imunisasi aktif pada ibu hamil ataupun pada wanita usia subur.

Pemberian imunisasi aktif untuk mencegah tetanus neonatorum.

1. Siapa yang harus diberikan imunisasi ?

-Setiap wanita hamil atau wanita usia subur yang belum pernah mendapat imunisasi tetanus toxoid.

2. Apa yang diberi ? .

-Tetanus toxoid 0,5 ml, I.M. diberikan minimal dua kali dengan interval 4-6 minggu dan pernberian III, 6-12 bulan sesudah pernberian yang kedua. Kalau ibu sedang hamil, sebaiknya pemberian terakhir adalah 6 minggu sebelum bayi dilahirkan, dengan tujuan agar pembentukan antibodi dalam tubuh si ibu lebih baik, sehingga transfer maternal antibodi ke janin akan lebih baik.

3. Kapan diadakan ulangan ?

-Ulangan dilakukan setiap 5 -10 tahun dengan pemberian tetanus toxoid 0,5 ml I.M. satu kali pemberian saja.

4. Apa keuntungannya ?

-Selain dapat mencegah bayi yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorum, ibu juga dapat terhindar dari tetanus.

anak, tetapi harus dengan pengawasan yang ketat, bila fasilitas memungkinkan sebaiknya kasus tetanus neonatorum dirawat di ruang intensif. Pengalaman di Bangsal Anak R.S Dr. Pirngadi Medan selama 5 tahun menunjukkan keadan ini dapat dilaksanakan dibangsal anak, dengan angka kematian yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Sunday, 15 November 2009

Diet Komplikasi Kehamilan

Diet Komplikasi Kehamilan
• Diet Hiperemesis
• Diet Preeklamsia
• Hyperemesis
Gambaran Umum:
- Rasa mual dan muntah berlebihan dalam waktu relatif lama
- Bila tidak dapat diatasi daat menyebabkan dehidrasi & penurunan BB
- Rerjadi pada awal kehamilan (Trimester 2)
Ciri khas Diet:
Penekanan pada pemberian sumber karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari
Menghindari makanan berlemak dan goreng- gorengan
Pemberian makan dan minum berjarak
Tujuan Diet
1. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
2. Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zai gizi yang cukup
Syarat Diit
1. Karbohidrat tinggi 75- 80 % kebutuhan energi total
2. Rendah lemak < 10 % dari kebutuhan total energi
3. Protein sedang 10- 15 % kebutuhan energi total
4. Makanan diberikan dalam bentuk kering
5. Pemberian cairan 7- 10 gelas perhari
6. Makanan mudah cerna tidak merangsang
7. Porsi kecil sering, berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
Macam Diet
Diet Hiper emesis I
Diet Hiperemesis II
Diet Hiperemesis III
Diet Hiperemesis I
Diberikan kepada pasien dengan Hiperemesis berat
Makanan hanya terdiri dari Rori kering, singkong bakar/ rebus, ubi bakar/ rebus, dan buah buahan
Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1- 2 jam sesudahnya
Makanan ini kurang dalam semua zat giai kecuali vitamin C.
Diet Hiperemesis II
Diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang
Secara berangsur diberikan makanan yang bergizi tinggi
Minuman tudak diberukan bersama makanan
Minuman tidak diberikan bersama makanan
Pemilihan makanan yang tepat dapat memenuhi kebutuhan gizi, kecuali energi
Diet Hiperemesis III
Diberikan kepada Hiperemesis ringan
Makanan diberikan sesuai dengan kesanggupan pasien
Minuman boleh diberukan bersama makanan
Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi
Nilai Gizi
Makanan yang Dianjurkan
Roti panggang, Biskuit, Kraker
Buah segar, sari buah
Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh
Makanan yang Tidak Dianjurkan
Makanan yang merangsang saluran cerna
Makanan yang berbumbu tajam
Makanan yang mengandung alkohol, kopi
Makanan yang mengandung pengawet, pewarna, dan penyedap
Preeklamsi
Syndroma yang terjadi pada saat memasuki mimggu ke 20 usia kehamilan
Tanda Dan Gejala
Hipertensi
Protein uria
Edema
Mual, muntah, pusing, nyeri lambung
Oliguria
Kesadaran menurun, gelisah
Ciri khas Diet
Memperhatikan Asupan Garam dan Protein
Tujuan Diet
Mencapai dan menperthankan status Gizi optimal
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
Mencegah/ mengurangi reyensi garam dan air
Mencapai keseimbangan Nitrogen
Mengurang/ mencegah fiktor resiko atau penyulit pada saat kehamilan dan melahirkan
Syarat Diet
Cukup semua zat gizi dan energi, penambahan energi tidak kurang dari 300 Kkal dari diit sebelim hamil
Rendah garam , disesuaikan dengan beratnya retensi garam dan air
Protein tinggi (1,5- 2 g/ kg bb)
Lemak sedang
Cukup Vitamon, Vit C. dan B6 diberikan lebih tinggi
Mineral cukup terutam kalsium dan kalium
Bentuk makanan diseuaikan dg kemampuan pasien
Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan Oliguria cairan dibatasa dan disesaikam dg cairan yang keluar melaui urin, muntah , keringat dsb.
Macam Diet
Diet Peeklamsi I
Diet Preeklamsi II
Diet Preeklamsi III
Preeklamsi I
Diberikan pada Preeklamsi berat
Makanan diberikan dalam bentuk cair terdiri dari susu dan sari buah
Jumlah Cairan paling sedikit 1500 ml/ hari peroral, kekurangan diberikan secara parenteral
Diit ini hanya diberikan 1-2 hari
Diet Preeklamsi II
Sebagai perpindahan dari diet Preeklamsi I atau kepada pasien yang penyakitnya tidak begitu berat
Makanan dalam bentuk saring atau lunak
Diberikan diet Rendah garam I
Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya
Diet Preeklamsi III
Diberikan pada pasien dengan Preeklamsi ringan.
Mengandung Protein tinggi dan rendah garam
Diberikan dalam bentuk lunak atau biasa
Makanan ini cukup semua zat gizi
Harus disesuiakan dengan kenaikan BB < 1 kg/ bulan
Nilai Gizi
Zat Gizi Preeklamsi I Preeklamsi II Preeklamsi III
Energi 1032 Kkal 1604 Kkal 2128 Kkal
Protein 19 g 44 g 63 g
Lemak 19 g 44 g 63 g
Karbohidrat 211 g 261g 305 g
Kalsium 600 mg 500 mg 800 mg
Besi 6,9 mg 17,3 mg 24,2 mg
Vitamin A 750 (IU) 2796 (IU) 3035 (IU)
Vitamin C 283 mg 199 mg 199 mg
Natrium - 267 mg 362 mg

Gizi Bagi Lansia

Gizi Bagi Lansia

Lansia
 55 tahun
 60 tahun ( WHO)
 Degeneratif
 Cairan dalam tubuh berkurang
 Kadar lemak tubuh meningkat
 Perubahan pada jaringan ikat
 Jaringan zat kapur pada tulang menurun tetapi pada otak dan pembuluh darah meningkat
 Laju metabolisme menurun
 Aktifitas jaringan menurun
 Aktifitas tubuh menurun
 Aktifitas hormon menurun
 BMR menurun
 Frek. Denyut jantung menurun
 Drah beredar berkurang
 Absorbsi zat gizi menurun
 Nutritional Needs
 Status Fisiologis
 Psikoligis
 Sosial
 Ekonomi
 Fisiologis
 Penurunan kebutuhan metabolik yang disebabkan oleh menurunnya fungsi sel dan aktifitas tubuh
 Kebutuhan Gizi
 Energi 75- 90 % keb usia dewasa
 Protein o,8 %/ kg BB (15- 20 % Kal)
 Karbohidrat 50-55 % kalori/40-50 % berasal dari karbohidrat kompleks
 Lemak 20-30 % Total kalori
 Serat tinggi
 Syarat diit
 Cukup Gizi
 Kalori 50 %nya HA Kompleks
 Lemak 20- 30 % total kalori
 Protein 8- 10 % total kalori
 Tinggi serat
 Tinggi Kalsiun & besi
 Batasi garam
 Bahan makanan segar & mudah cerna
 Hindari makanan tinggi alkohol
 Kebutuhan Vitamin % Mineral
 Vit C 60 Mg
 Calsium 500 mg
 Vit D 5- 5,7 mcg
 Vit A 3500- 4000 SI
 Fe 8- 9 mg
 Defisiensi Vit & mineral pada Lansia
 Deplesi simpanan dalam Tubuh
 Provil biokimia yang abnormal
 Status fisiologis menurun ( Kelelahan & anoreksia )
 Manifestasi klinis yg umun spt Anemia, Rambut rontok, BB menurun.
 Gejala klinis yg teridentifikasi dg kondisi patologi organ tubuh.
Masalah Gizi
 Salah pola makan
 KEP
 Drugs Interplay
 Kegemukan
 Penyakit Kardiofaskular Osteoforesia
 Ketidak seimbangan air

Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui

Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui
1. Gizi Ibu Hamil
Gizi yang adequat pada ibu hamil:
► Mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu
► Menjamin pertumbuhan jaringan
>>> kenaikan BB rata-rata selama hamil 9- 13,5 Kg
► Masalah Gizi Pada Ibu Hamil
► Anemia (HB <10)
► KEK (LILA < 23)
► GAKY
► Perubahan Fisiologis Kehamilan
► Awal kehamilan : mual , muntah, nafsu makan menurun
► Pertengahan : nafsu makan meningat
► Menjelang persalian nafsu makan menurun
>>>mengidam= perubahan enzim, hormon
► Pengaruh Gizi Pada Ibu Hamil
► Pada ibu :
 Anemia
 Perdarahan
 Pertambahan BB tidak normal
 Rentan terhadap infeksi
 Persalinan Sulit
 Prematur
► Pada Janin
 Keguguran
 Lahir mati
 Cacat bawaan
 BBLR
 Nilai apgar <5
► Masalah yang sering terjadi
► Ibu Tidak menyadari peningatan kebutuhan Gizi
► Perilaku yang salah
► Ibu takut bayinya besar shg konsumsi dikurangi
► Masih ada kabiasaan pantangan/ tabu
► Pesan Gizi Seimbang
► PUGS
► 4 Sehat 5 Sempurna
► Periksakan kehamilan min 4X selama hamil dengan 5T
► Contoh menu
Ibu Hamil
► nasi/pengganti: 4- 5,5
► Lauk H : 4- 5 potong
► Lauk N : 2- 4 potong
► Sayuran: 2-3 mk
► Buah – buahan : 3 potong
Ibu menyusui
► 5- 6 piring
► 4- 5 potong
► 3- 4 potong
► 2- 3 mangkok
► 3 potong
► Susu: I gelas

GIZI ORANG DEWASA

GIZI ORANG DEWASA

 “ Healthy behaviour “
 Nutrisi berkaitan erat dengan
 Kesehatan fisik dan mental
 Olah raga
 Tidur
 Penggunaan obat
 Alkohol
 Sosek
 Perkawinan dll
 Dibedakan dalam 4 tahap :
o Dewasa awal 18- 40 tahun
o Dewasa pertengahan 40- 65 tahun
o Dewasa lanjut 65- 85
o Tua 85 th +
 Perilaku Hidup Tidak Sehat
 Salah makan
 Tidak olah Raga
 Merokok
 Minum alkohol
 Menggunakan obat terlarang
 BB Berlebih
 Stress
 Kolesterol tubuh tinggi
 Tekanan darah Tinggi
 Stress
 Perilaku Hidup Sehat
 Tidak merokok
 Makan pola Gizi Seimbang
 Olah raga teratur
 Mengontrol barat badan, kolesterol., tekanan darah
 Mencari pengobatan jika merasa sakit
 Masalah Gizi
 Latar Belakang kelebihan Gizi ( Obesitas)
 Kekurangan Gizi kronik
o ( Anemi, KEK, kurang Kalsium )
 Kebiasaan makan yang buruk sejak lama
 Darah tinggi
 Tinggi Kolesterol
 Faktor yang mempengaruhi kualitas diit orang dewasa.
 Lingkungan
 Biologi
 Psikologi
 Kebutuhan Gizi Orang Dewasa
 Perubahan Fisik= perub. Keb. Energi
 Setelah usia 30 th BMR menurun 2 % setiap dekade.
 Kebutuhan energi menurun
 Mineral dan vitamin cendrung tetap


 contoh
 Perilaku yang beresiko
 Tidak makan pagi
 makan sendiri
 Makan sambil bekerja
 Mengemil/ snacking
 Makan diluar
 Hal yang diingat dalam perubahan perilaku
 Faktor yang berperan pada tahap permulaan berbeda dengan faktor yang berperan pada tahap pertahanan
 Terdapat 3 tahapan perilaku sehat:
o Motivasi dan komitmen
o Implementasi
o menpertahankan
 Lupa merupakan hal yang normal, yang penting bagaimana mengatasi lupa.
 Kegagalan>>>mengenali hambatan>>>keberhasilan yang akan datang
 Mengontrol Berat Badan
 Bertambah umur = Lean Body Mass menurun dan % lemak tubuh meningkat
 Wanita cenderung mempunyai Ratio % lemak trubuh lebih tinggi.
 Over Weigh tidak membutuhkan Konsumsi energi lebih banyak.

Konsekwensi kelebihan BB
 Tekanan darah Tinggi
 Penyakit KardioVaskuler
 Type II Diabetes
 Cancer
 Indeks Masa Tubuh ( IMT)
o IMT = BB
o TB (Cm) x TB (Cm)
 Klasifikasi:
 Normal : 18,8- 24,99
 Overweigh grade l: 25- 29,99
 Overwrigh grade II: 30- 39,99
 Overweigh grade III: > 40
 saran
 BMI mormal:
o Hindari terjadinya overweigh
o Tidak disrankan menurunkan BB
 Overweigh grade I
o Hindari pertambahan BB
o Penurunan BB sedang dianjurkan
o Cara hibup sehat
 Over weigh grade II:
o SDA
o Penurunan BB lebih banyak
o Overwiigh grade III:
o Penurunan BB target utama
 Petunjuk Diit
 PUGS
 Hindari makanan tinggi kalori
 Hindari pemakaian lemak jenuh
 Konsumsi makanan tinggi serat
 Kurangi penggunaan garam
 Gunakan susu rendah lemak
 Makan porsi kecil dari daging, unggas, roto kue, dll

 GIZI ORANG DEWASA

 GIZI ORANG DEWASA

 “ Healthy behaviour “
 Nutrisi berkaitan erat dengan
 Kesehatan fisik dan mental
 Olah raga
 Tidur
 Penggunaan obat
 Alkohol
 Sosek
 Perkawinan dll
 Dibedakan dalam 4 tahap :
o Dewasa awal 18- 40 tahun
o Dewasa pertengahan 40- 65 tahun
o Dewasa lanjut 65- 85
o Tua 85 th +
 Perilaku Hidup Tidak Sehat
 Salah makan
 Tidak olah Raga
 Merokok
 Minum alkohol
 Menggunakan obat terlarang
 BB Berlebih
 Stress
 Kolesterol tubuh tinggi
 Tekanan darah Tinggi
 Stress
 Perilaku Hidup Sehat
 Tidak merokok
 Makan pola Gizi Seimbang
 Olah raga teratur
 Mengontrol barat badan, kolesterol., tekanan darah
 Mencari pengobatan jika merasa sakit
 Masalah Gizi
 Latar Belakang kelebihan Gizi ( Obesitas)
 Kekurangan Gizi kronik
o ( Anemi, KEK, kurang Kalsium )
 Kebiasaan makan yang buruk sejak lama
 Darah tinggi
 Tinggi Kolesterol
 Faktor yang mempengaruhi kualitas diit orang dewasa.
 Lingkungan
 Biologi
 Psikologi
 Kebutuhan Gizi Orang Dewasa
 Perubahan Fisik= perub. Keb. Energi
 Setelah usia 30 th BMR menurun 2 % setiap dekade.
 Kebutuhan energi menurun
 Mineral dan vitamin cendrung tetap


 contoh
 Perilaku yang beresiko
 Tidak makan pagi
 makan sendiri
 Makan sambil bekerja
 Mengemil/ snacking
 Makan diluar
 Hal yang diingat dalam perubahan perilaku
 Faktor yang berperan pada tahap permulaan berbeda dengan faktor yang berperan pada tahap pertahanan
 Terdapat 3 tahapan perilaku sehat:
o Motivasi dan komitmen
o Implementasi
o menpertahankan
 Lupa merupakan hal yang normal, yang penting bagaimana mengatasi lupa.
 Kegagalan>>>mengenali hambatan>>>keberhasilan yang akan datang
 Mengontrol Berat Badan
 Bertambah umur = Lean Body Mass menurun dan % lemak tubuh meningkat
 Wanita cenderung mempunyai Ratio % lemak trubuh lebih tinggi.
 Over Weigh tidak membutuhkan Konsumsi energi lebih banyak.

Konsekwensi kelebihan BB
 Tekanan darah Tinggi
 Penyakit KardioVaskuler
 Type II Diabetes
 Cancer
 Indeks Masa Tubuh ( IMT)
o IMT = BB
o TB (Cm) x TB (Cm)
 Klasifikasi:
 Normal : 18,8- 24,99
 Overweigh grade l: 25- 29,99
 Overwrigh grade II: 30- 39,99
 Overweigh grade III: > 40
 saran
 BMI mormal:
o Hindari terjadinya overweigh
o Tidak disrankan menurunkan BB
 Overweigh grade I
o Hindari pertambahan BB
o Penurunan BB sedang dianjurkan
o Cara hibup sehat
 Over weigh grade II:
o SDA
o Penurunan BB lebih banyak
o Overwiigh grade III:
o Penurunan BB target utama
 Petunjuk Diit
 PUGS
 Hindari makanan tinggi kalori
 Hindari pemakaian lemak jenuh
 Konsumsi makanan tinggi serat
 Kurangi penggunaan garam
 Gunakan susu rendah lemak
 Makan porsi kecil dari daging, unggas, roto kue, dll

MANFAAT ZAT GIZI BAGI MANUSIA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA

MANFAAT ZAT GIZI BAGI MANUSIA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA

KARBOHIDRAT
SUSUNAN KIMIA : Cn H2n On
KLASIFIKASI
1. Karbohidrat sederhana
 Monoskarida (glukosa, fruktosa,galaktosa)
 Disakarida (Sukrosa,Laktosa, Theralosa)
 Gula Alkohol (Sorbitol, Manitol, Dulcitol, Inositol )
 Oligosakarida (Rafinosa, Stakiosa, Verbaskosa, Fruktan)
2. Karbohidrat kompleks
Terdiri atas :
 Polisakarida yang terdiri atas lebih lebih dari dua ikatan monosakarida (pati, dektrin, glikogen.
 Serat (Polisakarida non pati)
Tidak larut dalam air ( Selulosa, hemiselulosa,lignin )
Larut Air (Pektin Gum Mukilase, Glukan, Algal)
Manfaat Karbohidrat Dalam Tubuh
 Sumber energi
 Pemberi rasa manis pada makanan
 Penghemat Protein
 Pengatur metabolisme lemak
 Membantu pengeluaran faeses
LEMAK (LIPIDA)
KLASIFIKASI
1. Lipida Sederhana
2. Lipida majemuk (Compound Lipids)
 Fosfolipida
 Lipoprotein
3. Lipida turunan (Devrived Lipids)
 Asam Lemak
 Sterol (Kolesterol, hormon steroid, Vit D, garam Empedu)
Fungsi Lemak Dalam Tubuh
 Sumber Energi / cadangan energi
 Sumber asam lemak Esensial
 Alat angkut Vitamin larut lemak
 Menghemat Protein
 Memberi rasa kenyang dan rasa lezat
 Sebagai pelumas
 Memelihara suhu tubuh
 Pelindung Organ tubuh

Protein
Berasal dari bahasa Yunani “Proteos” artinya yang utama= zat yang paling penting dalam tubuh
Fungsi Protein
 Pertumbuhan dan pemeliharaan
 Pembentukan ikatan esensial tubuh
 Mengatur keseimbangan air
 Memeliharan netralitas tubuh
 Pembentukkan antibodi
 Pengangkut zat Gizi
 Sumber energi

integumen dan sensasi kulit




INTEGUMEN
DAN
SENSASI KULIT

Pendahuluan

Kulit merupakan organ tubuh terbesar

Membentuk 15 % berat badan total

Integumen atau kulit merupakan jaringan yang menutupi permukaan tubuh, yang terdiri atas 2 lapisan :
1. Epitel yang disebut epidermis
2. Jaringan pengikat yang disebut dermis atau corium

STRUKTUR KULIT

Secara Mikroskopis terdiri dari 2 lapisan :

- epidermis

- dermis

- sub kutan

Epidermis, merupakan lapisan non-vaskuler dan mengandung lapisan epitel bertingkat , terdiri dari 2 lapisan utama, yaitu :

Dermis, terletak tepat dibawah epidermis terdiri dari serabut kolagen, elastin dan retikulin.

Dermis mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada kulit, limfosit, histiosit, mast sel dan leukosit.

Terdapat adnexa kulit : rambut, kuku, dan kelenjar ekrin, sebacea dan apokrin

Subkutan, merupakan bantalan untuk kulit, insulasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.

Epidermis

Epidermis, mengandung lapisan epitel bertingkat , terdiri dari 2 bagian utama, yaitu :

a. bagian tanduk

b. bagian germinatif

Tidak memiliki suply darah dan saraf

Dalam epidermis terdapat dua sistem :
1. Sistem malpighi
2. Sistem pigmentasi

Diberi nutrisi oleh limfe dari pembuluh darah pada lapisan bawahnya

Bagian tanduk

Lapisan tanduk (stratum korneum)

- paling superfisial

- berbentuk sel gepeng tidak berinti dan protoplasma yang akan berubah menjadi substansi tanduk yaitu keratin

- bersifat tahan air

Lapisan jernih (stratum lusidum)

- berisi sel dengan protoplasma jernih

- mempunyai inti gepeng

Lapisan granular (stratum granulosum)

- lapisan paling dalam

- mengandung beberapa lapisan sel dengan protoplasma granular dan inti tertentu

Bagian germinatif

Lapisan sel duri (stratum spinosum)

- merisi sel polimorf

- setiap sel mempunyai prosesus pendek

- agak berduri

- bergabung bersama inti tertentu

Lapisan sel basal (stratum basale)

- berisi sel kolumnar yang tersusun diatas sebuah dasar membran

Sistem malphigi

Sel epidermis utama yang berdifferensiasi adalah keratinosit yang akan membentuk keratin (suatu prostein fibrosa)

sel keratinosit àkeratinisasi àkeratin

Sistem pigmentasi

Sel utama kedua adalah melanosit (di dalam sel basal) yang di dalamnya terjadi sintesa granula pigmen yang disebult melanosoma (mengandung biokrom coklat yang disebut melanin.

melanosoma à keratinosit

Warna kulit sebagai hasil dari 3 komponen :
a. Kuning disebabkan karena karoten
b. Biru kemerah-merahan karena oksihemoglobin
c. Coklat sampai hitam karena melanin.

Dermis

Terdiri atas 2 lapisan yang tidak begitu jelas batasnya, yaitu :
1. Stratum papilare
- Merupakan lapisan tipis jaringan pengikat di bawah epidermis yang membentuk papilla corii.

- Jaringan tersebut terdiri atas sel – sel yang terdapat pada jaringan pengikat longgar dengan serabut kolagen halus.
2. Stratum reticulare
- Lapisan ini terdiri atas jaringan pengikat yang mengandung serabut – serabut kolagen kasar yang jalannya simpang siur tetapi selalu sejajar dengan permukaan.

- Di dalamnya selain terdapat sel – sel jaringan pengikat terdapat pula sel khromatofor yang di dalamnya mangandung butir – butir pigmen.

Di bawah stratum reticulare terdapat subcutis yang mengandung glandula sudorifera yang akan bermuara pada epidermis.

Berdasarkan gambaran morfologis dan ketebalan epidermis, kulit dibagi menjadi :
-Kulit
Tebal
-Kulit Tipis

Kulit tebal ini terdapat pada vola manus dan planta pedis yang tidak memiliki folikel rambut. Pada permukaan kulit tampak garis yang menonjol dinamakan crista cutis yang dipisahkan oleh alur – alur dinamakan sulcus cutis. Pada mulanya cutis tadi mengikuti tonjolan corium di bawahnya tetapi kemudian dari epidermis sendiri terjadi tonjolan ke bawah sehingga terbentuklah papilla corii yang dipisahkan oleh tonjolan epidermis

Kulit tipis, Menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis yang merupakan kulit tebal.Epidermisnya tipis,sedangkan ketebalan kulitnya tergantung dari daerah di tubuh.

Pada dasarnya kulit tipis memiliki susunan yang sama dengan kulit tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4. Stratum corneum sangat tipis.
5. Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.

Subcutan

Subcutis atau HypodermisMerupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan dari dermis.Demikian pula serabut-serabut kolagen dan elastisnya melanjutkan ke dalam dermis.Pada daerah-daerah tertentu terdapat jaringan lemak yang tebal sampai mencapai 3cm atau lebih,misalnya pada perut.
Didalam subcutis terdapat anyaman pembuluh dan syaraf

Apendiks Kulit

Kelenjar keringat

Rambut

Kuku

Kelenjar sebasea

Kelenjar keringat

Glandula Sudorifera berbentuk tubuler simpleks

Banyak terdapat pada kulit tebal terutama pada telapak tangan dan kaki tiap kelenjar terdiri atas pars sekretoria dan ductus ekskretorius

Glandula Sebacea

Kelenjar ini bermuara pada leher folikel rambut dan sekret yang dihasilkan berlemak (sebum), yang berguna untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit.

Glandula ini bersifat holokrin.

Glandula sebacea biasanya disertai dengan folikel rambut kecuali pada palpebra, papila mammae, labia minora hanya terdapat glandula sebacea tanpa folikel rambut.

Rambut

Merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis.

Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora.

pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid.

Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut.

Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.

Kuku

Kuku adalah lempeng sel epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falangs distal.

Epitel yang terdapat di bawah lempeng kuku disebut nail bed.

Bagian proksimal kuku yang tersembunyi dalam alur kuku adalah akar kuku(radix unguis).

Lempeng kuku yang sesuai dengan stratum korneum kulit, terletak di atas dasar epidermis yang disebut dasar kuku. Pada dasar kuku ini hanya terdapat stratum basale dan stratum spinosum.

Stratum ujung kuku yang melipat di atas pangkal kuku disebut sponychium, sedangkan di bawah ujung bebas kuku terdapat penebalan stratum corneum membentuk hyponychium

Macam–macam Keratin

Di dalam kulit serta apendiksnya terdapat dua macam keratin, yaitu keratin lunak dan keratin keras.

Keratin lunak , terdapat pada folikel rambut dan di permukaan kulit.

- Keratin lunak dapat diikuti terjadinya pada epidermis yang dimulai dari stratum granulosum dengan butir-butir keratohyalinnya, kemudian sel-sel menjadi jernih pada stratum lucidum dan selanjutnya menjadi stratum korneum yang dapat dilepaskan.

Sedangkan keratin keras terdapat pada cuticula, cortex rambut dan kuku.

- Keratin keras dapat diikuti terjadinya mulai dari sel-sel epidermis yang mengalami perubahan sedikit demi sedikit dan akhirnya berubah menjadi keratin keras yang lebih homogen. Keratin keras juga lebih padat dan tidak dilepaskan, serta tidak begitu reaktif dan mengandung lebih banyak sulfur.

FUNGSI KULIT

Mengatur suhu tubuh

Sekresi produksi sampah

Merupakan organ raba dan sensasi lainnya yang membuat kita peka terhadap lingkungan

Mencegah masuknya bakteri dengan permukaannya yang bersisik dan kering

Sekresi sebum yang menghasilkan asam keringat

Melindungi tubuh, melalui pigmennya dari efek sinar matahari yang berbahaya

Produksi vitamin D melalui kerja sinar ultraviolet pada ergosterol yang terkandung dalam kulit

Regulasi suhu tubuh

Peningkatan dan penurunan suhu tubuh mempengaruhi fungsi normal sistem saraf dan enzim

Mekanisme pengaturan suhu utama adalah hipothalamus yang bekerja pada ‘negatif feed back system’

produksi panas berlangsung akibat aktivitas metabolisme.

Mekanisme kehilangan panas

Radiasi, Konduksi dan konveksi panas tubuh

- Radiasi, perpindahan panas dari satu objek ke objek lain tanpa kontak fisik antara keduanya

- konduksi, perpindahan panas dari suatu molekul ke molekul lain. Kontak langsung menyebabkan tubuh kehilangan panas pada objek yang lebih dingin dari tubuh.

- konveksi , perpindahan panas dari tubuh ke udara

Evaporasi/penguapan keringat

Respirasi/pernafasan

Ekskresi urina dan feses

Regenerasi Kulit

Dalam regenerasi ini ada 3 lapisan yang diperhitungkan, yaitu epidermis, dermis dan subcutis.

Regenerasi kulit dipengaruhi juga oleh faktor usia, dimana semakin muda semakin bagus regenerasinya.

Tahap Penyembuhan luka

- proses pembekuan, homeostasis

- respon inflamasi non-spesifik

- fase migrasi

- fase granulasi

- fase proliferasi

- fase maturasi

Daftar pustaka

Buku ajar anatomi fisiologi (EGC)

Anatomi dan Fisiologi untuk perawat

(Roger Watson)

Fisiologi dan Anatomi Modern untuk perawat (John Gibson)