Saturday, 23 February 2013

IUD POST PLASENTA


 IUD Post Plasenta
IUD post plasenta adalah IUD yang dipasang dalam waktu 10 menit setelah lepasnya plasenta pada persalinan pervaginam (EngenderHealth, 2008).
1.     Cara Kerja
IUD yang dipasang setelah persalinan selanjutnya juga akan berfungsi seperti IUD yang dipasang saat siklus menstruasi. Pada pemasangan IUD post plasenta, umumnya digunakan jenis IUD yang mempunyai lilitan tembaga yang menyebabkan terjadinya perubahan kimia di uterus sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur.
2.    Jenis
Ada 3 macam IUD yang biasanya digunakan yaitu Copper T 380A, Multiload Copper 375, dan IUD dengan levonorgestrel. IUD jenis Copper T 380A sangat banyak tersedia dan pada program pilihan KB Pascapersalinan, jenis IUD Copper T 380A ini paling banyak digunakan karena selain karakteristiknya yang baik, harga IUD jenis ini juga lebih terjangkau dibanding dengan jenis IUD yang lain. IUD dengan levonorgestrel (misal Mirena) belum terlalu banyak tersedia dan jika tersedia harganya mahal, dan IUD jenis ini biasanya tidak direkomendasikan sebagai IUD post partum (Category 3 in WHO’s medical eligibility criteria, 2010). 
3.         Efektivitas
Efektivitas sangat tinggi. Tiap tahunnya 3-8 wanita mengalami kehamilan dari 1000 wanita yang menggunakan IUD jenis Copper T 380A. Kejadian hamil yang tidak diinginkan pada pasca insersi IUD post plasenta sebanyak 2.0 - 2.8 per 100 akseptor pada 24 bulan setelah pemasangan. Setelah 1 tahun, penelitian menemukan angka kegagalan IUD post plasenta 0.8 %, dibandingkan dengan pemasangan setelahnya. Sesuai dengan kesepakatan WHO, IUD dapat dipakai selama 10 tahun walaupun pada kemasan tercantum efektifitasnya hanya 4 tahun (BKKBN, 2010).


4.    Keuntungan
1)    Langsung bisa diakses oleh ibu yang melahirkan di pelayanan kesehatan
2)    Efektif dan tidak berefek pada produksi menyusui
3)    Aman untuk wanita yang positif menderita HIV
4)    Kesuburan dapat kembali lebih cepat setelah pelepasan
5)    Resiko terjadi infeksi rendah yaitu dari 0,1-1,1 %
6)    Kejadian perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari jumlah populasi 1150 sampai 3800 wanita
7)    Mudah dilakukan pada wanita dengan epidural
8)    Sedikit kasus perdarahan daripada IUD yang dipasang di waktu menstruasi
5.    Kelemahan
Angka keberhasilannya ditentukan oleh waktu pemasangan, tenaga kesehatan yang memasang, dan teknik pemasangannya. Waktu pemasangan dalam 10 menit setelah keluarnya plasenta memungkinkan angka ekspulsinya lebih kecil ditambah dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih (dokter atau bidan) dan teknik pemasangan sampai ke fundus juga dapat meminimalisir kegagalan pemasangan.
6.    Efek Samping dan Komplikasi
a)    Ekspulsi
Angka kejadian ekspulsi pada IUD sekitar 2-8 per 100 wanita pada tahun pertama setelah pemasangan. Angka kejadian ekspulsi setelah post partum juga tinggi, pada insersi setelah plasenta lepas kejadian ekspulsi lebih rendah daripada pada insersi yang dilakukan setelahnya. Gejala ekspulsi antara lain kram, pengeluaran per vagina,spotting atau perdarahan, dan dispareni.


b)    Kehamilan
Kehamilan yang terjadi setelah pemasangan IUD post plasenta terjadi antara 2.0-2.8 per 100 akseptor pada 24 bulan.  Setelah 1 tahun, studi menyatakan angka kegagalannya 0,8 % dibandingkan dengan pemesangan IUD saat menstruasi.
c)    Infeksi
Prevalensi infeksi cenderung rendah yaitu sekitar 0,1 % sampai 1,1 %.
d)    Perforasi
Perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari jumlah populasi 1150 sampai 3800 wanita.
7.    Kontraindikasi pemasangan
a.      Ruptur membrane yang lama (lebih dari 24 jam)
b.      Demam atau ada gejala PID
c.      Perdarahan antepartum atau post partum yang berkelanjutan setelah bayi lahir
d.      Gangguan pembekuan darah, misal DIC yang disebabkan oleh pre eklampsi atau eklampsi
e.      Perdarahan pervagina yang belum diketahui sebabnya
f.       Penyakit tropoblas dalam kehamilan (jinak atau ganas)
g.      Abnormal uterus
h.     Adanya dugaan kanker uterus (TBC pelvic)
i.       AIDS Tanpa Terapi Antiretroviral

2 comments:

  1. bisa minta sumber referensiny mba ?

    ReplyDelete
  2. itu yg di atas referensi ko mbak,di tandai (...) tiap di akhir paragraf

    ReplyDelete