Pap Smear
Pap smear merupakan
pemeriksaan mikroskopis dari sel yang diambil dari serviks
Karakteristik pemeriksaan
Pap smear:
1.
mudah dilakukan
2.
cepat
3.
tidak sakit
4.
murah
5.
tidak ada komplikasi
6.
detection rate yang tinggi
Dilakukan untuk diagnosis:
1.
Karsinoma
2.
precursor karsinoma
3.
infeksi HPV
4.
herpes
5.
jamur
6.
bakteri vaginosis
7.
trikomonas
Pap smear dapat digunakan
sebagai screening tools:
·
sensitivitas: sedang (51-88%)
·
spesifisitas: tinggi (95-98%)
Rekomendasi Penyaringan
Syarat:
-
Tidak menstruasi. Waktu terbaik adalah antara
hari ke-10 sampai ke-20 setelah hari
-
pertama menstruasi.
-
2 hari sebelum tes, hindari pembilasan
vagina, penggunaan tampon, spermisida
-
foam, krim atau jelly atau obat-obatan
pervagina
-
Tidak melakukan hubungan seksual paling
sedikit 24 jam sebelum dilakukan tes Pap smear
Indikasi:
-
Dalam 3 tahun setelah berhubungan seksual
pervagina, tidak melebihi umur 21
-
tahun.
-
Setiap tahun dengan sitilogi konvensional
atau setiap 2 tahun dengan peralatan
-
liquid-based.
-
Setiap 2-3 tahun pada wanita > 30 tahun jika
3 hasil tes berurutan normal.
-
Pada wanita dengan risiko tinggi seperti
infeksi HPV, jumlah mitra seksual yang
-
banyak, suami atau mitra seksual yang
berisiko tinggi, imunitas yang terganggu
-
seperti infeksi HIV, transplantasi organ,
kemoterapi atau pengobatan lama
-
kortikosteroid dan riwayat terpapar
Dietilbestrol in utero.
Alat-alat:
1.
spekulum cocor bebek
2.
spatula ayre
3.
cytobrush
4.
kaca objek
5.
alcohol 95%
Teknik pengambilan Pap
smear:
a) beri
label nama pada ujung kaca objek
b)
Masukkan spekulum, dapat diberikan air atau
salin jika perlu.
c)
Lihat adanya abnormalitas serviks
d)
Identifikasi zone transformasi
e)
Pilih ujung spatula yang paling cocok dengan
mulut serviks dan zona transformasi.
f)
Putar spatula 360º disekitar mulut serviks
sambil mempertahankan kontak dengan permukaan epithelial.
g)
Dengan putaran searah jarum jam diawali dan
diakhiri pada jam 9, hasil yang terkumpul dipertahankan horizontal pada
permukaan atasnya ketika instrument dikeluarkan.
h)
Jangan memulas sample pada saat ini jika
belum akan fiksasi. Pegang spatula antara jari dari tangan yang tidak mengambil
sample, sementara sample dari cytobrush dikumpulkan.
i)
Cytobrush mempunyai bulu sikat sirkumferen
yang dapat kontak dengan seluruh permukaan mulut serviks ketika dimasukkan.
j)
Cytobrush hanya perlu diputar ¼ putaran
searah jarum jam.
k)
Pulas sampel pada spatula pada kaca obyek
dengan satu gerakan halus.
l)
Kemudian pulas cytobrush tepat diatas sampel
sebelumnya dengan memutar gagangnya berlawanan dengan arah jarum jam.
m) Pulasan
harus rata dan terdiri dari satu lapisan, hindari gumpalan besar sebisanya tapi
juga hindari manipulasi berlebihan yang dapat merusak sel, pindahkan sampel dari
kedua instrument ke kaca objek dalam beberapa detik.
n)
fiksasi specimen secepatnya untuk menghindari
artefak karena pengeringan dengan merendam kaca objek dalam tempat tertutup
yang berisi larutan ethanol 95% selama 20 menit.
o)
keringkan dan kirimkan ke Bagian Sitologi
Patologi Anatomi.
p)
Hasil pemeriksaan dibaca dengan system
Bethesda.
Evaluasi sitologi:
I.
Klasifikasi Papanicolaou.
- Kelas I : sel-sel normal
-
Kelas II : sel-sel menunjukkan
kelainan ringan yang menunjukkan kelainan ringan biasanya disebabkan oleh
infeksi
- Kelas III : mencurigakan kearah keganasan
- Kelas IV : sangat mencurigakan adanya keganasan
- Kelas V : pasti ganas
II.
Sistem Bethesda
Adekuasi
sediaan
a. Dapat
dievaluasi dengan memuaskan
b. Dapat
dievaluasi dengan baik tetapi disertai dengan keterbatasan dengan alasan….(jelaskan)
c. Tidak
dapat dievaluasi dengan alasan …(jelaskan)
Kategorisasi
umum
a. Dalam
batas normal
b. Perubahan
sel jinak : lihat diagnosis pemerian (descriptive diagnosis)
c. Kelainan
sel epitel : lihat diagnosis pemerian (descriptive diagnosis)
Diagnosis
Pemerian (descriptive diagnosis)
1.
Perubahan Jinak
-
Infeksi
-
Trikomonas vaginalis
-
organisme jamur yang secara morfologi sesuai
dengan Kandida sp.
-
didominasi oleh basil kokus, sesuai
pergeseran flora vagina
-
bakteri yang secara morfologi sesuai dengan
Aktinomises
-
perubahan seluler yang berkaitan dengan virus
Herpes Simpleks.
-
lain-lain.
2.
Perubahan reaktif .
Perubahan
seluler reaktif yang berkaitan dengan:
-
inflamasi
-
atrofi dan inflamasi (vaginitis atrofikans)
-
radiasi
-
AKDR
-
lain-lain
3.
Kelainan sel epitel
4.
Sel skuamosa
-
sel squamosa atipik yang tidak dapat
ditentukan kemaknaannya
-
lesi intraepitel berderajat rendah, mencakup
displasia ringan oleh infeksi
-
HPV/NIS
-
lesi intraepitel berderajat tinggi, mencakup
displasia sedang dan berat,
-
karsinoma insitu/NIS 2 dan 3
-
karsinoma sel skuamosa
5.
Sel kelenjar
-
sel-sel endometrium, secara sitologi jinak
pada wanita pasca menopause
-
sel-sel kelenjar atipik yang tidak dapat
ditentukan kemaknaanya
-
adenokarsinoma endoserviks
-
adenokarsinoma endometrium
-
adenokarsinoma dari luar uterus
-
adenokarsinoma, tidak diketahui asalnya
6.
Evaluasi hormonal (hanya untuk hapusan
vagina)
-
pola hormonal yang berkaitan dengan umur dan
riwayat pasien
-
pola hormonal yang tidak berkaitan dengan
umur dan riwayat pasien
-
evaluasi hormonal tidak dapat dilakukan
dengan alasan …. (jelaskan)
Interpretasi
Dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sitologi:
-
Vaginitis atau servisitis yang aktif dapat
mengganggu interpretasi sitologi.
-
Jika reaksi peradangan hebat, pasien harus
diobati dulu. Setelah infeksi
-
diatasi dilakukan pemeriksaan Pap smear ulang
6 minggu kemudian
-
Jika hasil pemeriksaan sitologi tidak
memuaskan atau tidak dapat
-
dievaluasi, harus dilakukan Pap smear ulang 6
minggu kemudian
-
Jika hasil pemeriksaan sitologi mencurigakan
keganasan (kelas III-IV),
-
selanjutnya dilakukan kolposkopi dan biopsi
untuk menegakkan diagnosis definitif.
-
Pasien dengan hasil evaluasi sitologi negative
dianjurkan untuk ulang
-
pemeriksaan Pap smear setahun sekali, sampai
usia 40 tahun. Selanjutnya 2-3 tahun sekali sampai usia 65 tahun.
No comments:
Post a Comment