Atonia Uteri
1.
Definisi
Atonia uteri adalah
suatu kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraksi, dan bila hal ini
terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya placenta menjadi
tidak terkendali. (JNPK-KR, 2007).
2.
Faktor Predisposisi
a. Regangan
rahim berlebihan karena kehamilan gemelli, polihidramnion, makrosomi.
b. Persalinan
lama atau persalinan kasep
c. Persalinan
terlalu cepat
d. Persalinan
dengan induksi atau akselerasi oksotocin
e. Infeksi
intrapartum
f. Paritas
tinggi
(JNPK-KR,
2008)
3.
Gejala-gejala atonia uteri
a. Perdarahan
per vaginam
b. Konsistensi
rahim lunak
c. Fundus
uteri naik (kalau pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah atau
selaput janin)
4.
Diagnosis
a. Perdarahan
banyak yang terus menerus setelah placenta lahir
b. Pada
perdarahan melebihi 20 % volume total, timbul gejala penurunan tekanan darah,
nadi dan nafas cepat, pucat, ekstrimitas dingin, sampai terjadi syok (Mansjoer,
2001)
c. Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan
plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada
palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan
kontraksi yang lembek. Atonia terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15
detik ssetelah dilakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri. Perlu
diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri didiagnosis, maka pada saat itu juga
masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari pembuluh darah,
tetapi masih terperangkap dalam uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi
pemberian darah pengganti. (Saifuddin, 2002)
5.
Penatalaksanaan
Langkah-langkah penanganan pada Atonia
uteri :
a. Massase
fundus uteri segera setelah lahirnya placenta (maksimal 15 detik)
b. Bersihkan
bekuan darah dan atau selaput ketuban dari vagina dan lubang servik
c. Pastikan
bahwa kandung kemih kosong. Jika penuh dan dapat di palpasi, lakukan katerisasi
menggunakan tehnik aseptik
d. Lakukan
kompresim bimanual interna selama 5 menit
e. Jika
uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, ajarkan kepada anggota keluarga yang
lain untu melakukan KBE (Kompresi bimanual eksternal).
f. Keluarkan
tangan perlahan-lahan
g. Berikan
methergin 0,2 mg IM atau misoprostol 600-1000 mcg
h. Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan
berikan 500cc RL dengan 20 IU oksitosin dengan tetesan cepat.
i. Jika
uterus tetap tidak berkontraksi ulangi kompresi bimanual interna.
j. Jika
uterus belum juga berkontraksi selama 5-7 menit, segera siapkan rujukan
k. Dampingi
ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI
l. Lanjutkan
infus RL + 20 unit oksitosin dalan 500cc/jam hingga tiba ditempat rujukan atau hingga
menghabiskan 1.5 L infus. Kemudian berikan 125cc/jam. Jika tidak tersedia
cairannyang cukup, berikan 500cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan
minuman untuk rehidrasi
(JNPK-KR,
2007)
6.
Tindakan di Rumah Sakit
Penatalaksanaan atonia uteri di RSUD Tasikmalaya :
massage uterus dan berikan oksitocin
dan ergometrin i.v atau prostaglandin parenteral, bila ada perbaikan dan
perdarahan berhenti; oksitocin atau prostaglandin parentus diteruskan. Bila
tidak ada perbaikan dilakukan kompresi bimanual dan kemudian dipasang tampon
utero vaginal; perdarahan berhenti, tampon dapat dipertahankan 24-48 jam dan
oksitocin diteruskan, bila tampon basah segera lakukan tindakan laparotomi,
kalau mungkin segera lakukan ligasi arteri uterina atau hipogastrika (khusus untuk
penderita yang belum punya anak/ usia sangat muda), bila tidak mungkin lakukan
histerektomi. (Protap medis atonia uteri, R VK RSUD Tasikmalaya)
No comments:
Post a Comment