Wednesday, 3 December 2014

Atonia Uteri


 Atonia Uteri
1.         Definisi
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraksi, dan bila hal ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya placenta menjadi tidak terkendali. (JNPK-KR, 2007).
2.         Faktor Predisposisi
a.    Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemelli, polihidramnion, makrosomi.
b.    Persalinan lama atau persalinan kasep
c.    Persalinan terlalu cepat
d.   Persalinan dengan induksi atau akselerasi oksotocin
e.    Infeksi intrapartum
f.     Paritas tinggi
(JNPK-KR, 2008)
3.         Gejala-gejala atonia uteri
a.    Perdarahan per vaginam
b.    Konsistensi rahim lunak
c.    Fundus uteri naik (kalau pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah atau selaput janin)
4.         Diagnosis     
a.    Perdarahan banyak yang terus menerus setelah placenta lahir
b.    Pada perdarahan melebihi 20 % volume total, timbul gejala penurunan tekanan darah, nadi dan nafas cepat, pucat, ekstrimitas dingin, sampai terjadi syok (Mansjoer, 2001)
c.     Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek. Atonia terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik ssetelah dilakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri. Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri didiagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari pembuluh darah, tetapi masih terperangkap dalam uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah pengganti. (Saifuddin, 2002)

5.         Penatalaksanaan
Langkah-langkah penanganan pada Atonia uteri :
a.    Massase fundus uteri segera setelah lahirnya placenta (maksimal 15 detik)
b.    Bersihkan bekuan darah dan atau selaput ketuban dari vagina dan lubang servik
c.    Pastikan bahwa kandung kemih kosong. Jika penuh dan dapat di palpasi, lakukan katerisasi menggunakan tehnik aseptik
d.   Lakukan kompresim bimanual interna selama 5 menit
e.    Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, ajarkan kepada anggota keluarga yang lain untu melakukan KBE (Kompresi bimanual eksternal).
f.     Keluarkan tangan perlahan-lahan
g.    Berikan methergin 0,2 mg IM atau misoprostol 600-1000 mcg
h.    Pasang  infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500cc RL dengan 20 IU oksitosin dengan tetesan cepat.
i.      Jika uterus tetap tidak berkontraksi ulangi kompresi bimanual interna.
j.      Jika uterus belum juga berkontraksi selama 5-7 menit, segera siapkan rujukan
k.    Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI
l.      Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalan 500cc/jam hingga tiba ditempat rujukan atau hingga menghabiskan 1.5 L infus. Kemudian berikan 125cc/jam. Jika tidak tersedia cairannyang cukup, berikan 500cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minuman untuk rehidrasi
(JNPK-KR, 2007)
6.         Tindakan di Rumah Sakit
Penatalaksanaan atonia uteri di RSUD Tasikmalaya  :
massage uterus dan berikan oksitocin dan ergometrin i.v atau prostaglandin parenteral, bila ada perbaikan dan perdarahan berhenti; oksitocin atau prostaglandin parentus diteruskan. Bila tidak ada perbaikan dilakukan kompresi bimanual dan kemudian dipasang tampon utero vaginal; perdarahan berhenti, tampon dapat dipertahankan 24-48 jam dan oksitocin diteruskan, bila tampon basah segera lakukan tindakan laparotomi, kalau mungkin segera lakukan ligasi arteri uterina atau hipogastrika (khusus untuk penderita yang belum punya anak/ usia sangat muda), bila tidak mungkin lakukan histerektomi. (Protap medis atonia uteri, R VK RSUD Tasikmalaya)

No comments:

Post a Comment