Monday, 4 July 2011

SISTEMATIKA SATUAN PENYULUHAN

SISTEMATIKA SATUAN PENYULUHAN

Mata Ajaran : Praktek Kerja Nyata

Pembahasan : ASI EKSLUSIF

Sub Pokok Pembahasan : a. Pengertian ASI ekslusif

b. Manfaat Pemberian ASI

a. Komposisi Gizi dalam ASI

b. Upaya memperbanyak ASI

c. Cara menyusui yang benar

d. Masalah dalan pemberian ASI

Sasaran : Masyarakat Umum dan Ibu Balita

Tempat : Lingkungan Dusun Sukamaju

Waktu :

I. Tujuan

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah diberi penyuluhan masyarakat Ibu Balita mengetahui dan mengerti mengenai ASI ekslusif.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Setelah diberikan penyuluhan ibu bersedia memberikan ASI selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan.

2. Ibu mengetahui manfaat ASI ekslusif.

II. Peserta Penyuluhan

Terlampir

III. Metode

Metode yang digunakan yaitu :

a. Metode Ceramah

b. Metode Disk

IV. Media

a. Lembar Balik

b. Leaflet

V. Kegiatan

No

Tahapan

Kegiatan

Penyuluhan

Sasaran

Metode

Media

Waktu

1

Pendahuluan

- Memperkenalkan diri

- Menjelaskan tujuan

- Menjawab

- mendengarkan

Ceramah

5 menit

2

Kegiatan

Pokok

- membagikan leaflet

- menjelaskan pengertian ASI

- Menjelaskan cara menyusui yang benar

- Menjelaskan masalah pemberian ASI

- Mendengarkan

- Mendengarkan

Ceramah

20 menit

3

Penutup

- Review

- Menyimpulkan beberapa materi yang sudah diberikan

- Mendengarkan

- Menjawab

Tanya

Jawab

15 menit

MATERI PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

A. Pengertian

Asi Eksklusif adalah pemberian Asi saja sejak bayi dilahirkan sampai usia sekitar 6 bulan. Disebut juga menyusui secara murni ( Eksklusif Breast Feeding ) adalah hanya memberikan Asi saja tanpa makanan dan minuman lain sejak lahir sampai bayi baru lair 6 bulan.

B. Manfaat pemberian ASI

1. Bagi Bayi

· Mengandung nutrien sesuai dengan bayi

· Mengandung zat protektif

· Mempunyai efek psikologis yang efektif

· Mengurangi kejadian caries dentis

Kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot.

2. Bagi Ibu

· Aspek kesehatan

Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca salin mengurangi prevelensi anemia defesiensi zat besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding tidak yang menyusui.

· Aspek keluarga berncana

Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan.hormon prolaktin akan menekan hormon untuk ovulasi, sehingga menunda kembalinya kesuburan.

· Aspek psikologi

Ibu akan merasa bangga dan diperlukan.

3. Bagi Semua

· Aspek ekonomi

Asi tidak perlu dibeli. Bayi yang mendapat ASI lebih jaarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat (penghematan)

· Aspek psikologi

Kebaagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

· Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan kapan saja.

C. Komposisi Gizi Dalam ASI

1. Protein

Protein dalam susu adalah kasein (0,9%) dan whey (60%). Protein ini lebih mudah dicerna bayi dibandingkan protein air susu sapi. Dalam ASI terdapat sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic dan taurin untuk pertumbuhan otak.

2. Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5 – 4,5 %. Walaupun kadarnya tinggi tapi lebih mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dahulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol dalam ASI lebih tinggi daripada susu sapi sehingga merangsang enzim protektif yang membuat metabolisme kolesterol menjadi efektif pada usia dewasa.

3. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah lacvtose, yamg kadarnya paling tinggi dibanding susu sapi. Lactose lebi mudah dipecah menjadi glukosa dengan bantuan enzim lactase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Manfaat lactase lain adalah mempertinggi absorbsi kaalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasillus bifidus.

4. Garam dan mineral

Ginjal neonatus dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik, sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi, sehingga akan mengganggu penyerapan kalsium dan juga magnesium.

5. Zat besi

Zat besi dalam ASI lebih mudah dicerna dibanding dengan susu sapi. Dalam badan bayi terdapat cadangan zat besi, di samping itu ada zat besi yang berasal dari eritrosit yang pecah, bila ditambah dengan zat besi dari ASI, maka bayi akan dapat cukup besi sampai usia 6 bulan. Seng diperlukan untuk tumbuh kembang, sistem imunitas dan mencegah terjadinya penyakit – penyakit tertentu misalnya penykit kulit dan system pencernaan. Bayi yang mendapat Asi cukup mendapatkan seng sehingga terhindar dari penyakit tersebut.

6. Vitamin

ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Khususnya vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.

7. Mengandung zat protektif/ pelindung

- Laktobasilus bifidus

Berfungsi mengubah lactose menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikrooorganisme seperti E. Colli yang dapat menyebabkan diare pada bayi, sgigela, dan jamur. Lakbasillus mudah tumbuh dengan cepat dalamm usus bayi yang mendapat ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang berkaitan dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan laktobasillus bifidus. Susu sapi tidak mengandung faktor ini.

- Laktoferin

Adalah protein yang berkaitan dengan zat besi konstrasinya dalam ASI tinggi. Dengan mengikat zat besi maka laktoferin bermanfaat untuk mengahmbat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu stapilokokus e.coli yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Lakoferin juga dapat pula menghambat pertumbuhan jamur kandida.

- Lisozim

Mempunyai fumgsi anti bakteri dan menghambat pertumbuhan berbagai macam virus.

- Faktor antistreptokokus

Melindungi bayi terhadap kuman tersebut.

D. Upaya Memperbanyak ASI

Dibawah ini adalah cara meningkatkan/memperbanya produksi ASI:

1. Diskusikan dengan ibu alasan yang menyebabkan ASI nya kurang.

2. Tingkatkan rasa percaya diri, bantu ibu agar ia merasa bahwa ia dapat menghasilkan ASI atau meningkatkan produksi ASI nya

3. Pastikan ibu cukup makan dan minum

4. Dorong ibu agar lebi banyak kontak tubuh dengan bayinya, dan sebanyak mungkin merawat bayinya sendiri

5. Jelaskan bahwa yang terpenting adalah agar bayinya lebih sering menyusui

· Ibu dapat mencoba menyusui 2 jam sekali

· Ibu harus menyusui setiaap saat bayinya saat bayinya tampak ingin menyusui

· Ibu harus membiarkan bayinya menyusui lebih lebih lama dari biasanya

· Ibu harus selalu bersama bayinya dan menyusui pada malam hari

6. Pastikan agar posisi bayi pada payudara yang brnar

7. Tunjukan pada ibu bagai mana memberikan ASI dengan cangkir, jangan lagi menggunakan cangkir atau dot.

8. Melakukan post natal breascare 2 kali perhari.

E. Tanda-tanda Bayi Cukup ASI

1. Berat lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu bayi banyak ngompol, smapai 6 kali atau lebih dalam sehari

2. Teiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, tetapi kemudian melemah dan tertidur.

3. Payudara ibu terasa lunak setela menyusui di bandingkan sebelumnnya.

4. Kurva pertumbyuhan atau berat badan dalm KMS sesuai dengan seharusnya

Sebab-sebab bayi tidak mendapat cukup ASI

Faktor menyusui

Ibu:

Faktor psikologis

Ibu:

Faktor fisik

Kondisi bayi

· Awal yang tertunda

· Jarang menyusui

· Tidak disusui pada malam ari

· Disusui dalam waktu yang singkat

· Hubungan yang kurang baik

· Dot,,botol

· Makana pendamping

· Kurang percaya diri

· Kuatir, stress

· Tidak sukamenyusui

· Penolakan bayi kelelahan

· Pil kontrasepsi diruretic

· Kehamilan

· Kekurangan gizi yang parah

· Alkohol dan merokok

· Masih ada sisi placentayantertinggal

· Perkembangan paudara yang tidak baik

· Penyakit

· keabnormalan

F. Cara Menyusui Yang Benar

1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudain dioleskan pada puting susu dan areola sekitnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu

2. Bayi diletakan menghadap perit ibu/payudara

· Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebioh baik menggunakan kursi rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi

· Bayi dipegang dengan satu tangan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertendah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu

· Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu dan yang satu di depan

· Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

· Ibu menatap bayi dengan penu kasih sayang

3. Payudara dipegang dengan jari di atas dan jari yang lain menopong dibawah jangan menekan putting susu atau areola saja

4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara:

· Menyentuh pipi dengan putting susu atau

· Menyentuh mulut bayi

G. Maslah Dalam Pemberian ASI

5 macam penyulit yang berkaitan dengan pemberian ASI (Masa Pasca Persalinan Dina)

1. Putting susu lecet

Yang diperlikan bidan :

· Cek bagaimana perletakan ibu-bayi

· Apakah ada infeksi Candida (muluy bayi perlu dilihat). Kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap dan kulit kering bersisik (flaky).

Pada keadaan puting susu lecet, yang kadang kala reyak-retak atau luka, maka dapat dilakukan cara-cara berikut :

· Ibu dapat terus memberikan ASI-nya pada keadaan luka yang tidak begitu sakit.

· Olesi putting susu denga ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat lain, seperti krim, salep dan lain-lain

· Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sector 2x24 jam.

· Selama puting susu diistiraatkan, sebaiknya asi tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.

· Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan sabun.

2. Puting Susu Datar dan Terbenam segera setelah pasca lair lakukan:

· Skin to skin kontak dan biarkan bayi menghisap sedini mungkin

· Biarkan bayi mencari putting kemudian menghisapnya, dan bila perlu coba berbagai posisi untuk mendapatkan keadaan yang paling menguntungkan. Rangsang putting biar dapat keluar sebelum bayi mengambilnya.

· Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul, dapat ditarik dengan pompa putting susu (nipple pulller). Bila tidak tersedia pompa putting, dapat dibuat sendiri dengan cara memodifikasi jarum suntik 25ml. Bagian ujung dekat jarum dipotong kemudian pendorong dimasukan dari ara potongan tersebut. Caranya yaitu dengan menempelkan ujung pompa/jarum suntik pada payudara, sehingga putting berada didalam pompa. Kemudian tank perlahan sehingga terasa ada tahanan dan dipertahankan selama 30 detik sampai 1 menit. Bila terasa sakit, tarikan dikendorkan. Proseudur ini diulang tiap kali pada saat menyusui.

· Bila terlalu penuh ASI dapat diperas dahulu diberikan dengan menggunakan sendok atau cangkir atau tetskan langsung kemulut bayi. Bila perlu lakukan ini hingga 1-2 minggu.

3. Payudara Bengkak

Harus dapat membedakan payudara penuh karena ASI, dengan payudara bengkak.

Payudara penuh → rasa berat pada payudara, bila diperiksa ASI keluar , dan tidak ada demam

Payudara bengkak → payudara udim, sakit, putting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/isap tidak keluar. Bila bisa demam selama 24 jam hali ini dapat terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui.

Untuk mencegah hal tersebut maka perlu diperlukan :

· Menyusui dini

· Perlekatan baik

· Menyusui “on demand” bayi harus disusui

· Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun

· Dan untuk mencegah hormon oksitosin maka dilakukan :

a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

b. Ibu harus rileks

c. Pijat leher dan panggul belakang (sejajar daerah payudara)

d. Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tangan)

e. Stimulasi payudara dan putting

Selanjutnya kompres dingimn pasca menyusui, untuk mengurangi udem pakailah BH yang sesuai. Bila terlalu sakit dapat diberikan analgetik.

4. Produksi ASI yang tidak mencukupi

Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang mungkin saja ASI kurang antara lain:

· Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama sekali. Tapi juga terkadang bayilebih cepat menyusu. Disangka produksinya kurang padahal dikarnakan bayi telah pandai menyusu.

· Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu.

· Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau

· Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaannyang jarang), atau ASI tidak datang paska lahir. Tanda ASI benar- benar kurang, antara lain:

· Berat badan bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram perbulan.

Wednesday, 25 May 2011

pernikahan dini

Pernikahan Usia Muda


Pernikahan usia muda merupakan peristiwa akad nikah yang dilangsungkan pada usia dibawah kesesuaian aturan yang berlaku. Menunjukkan bahwa usia 20-24 tahun sebagai saat terbaik untuk menikah. Selain untuk kebutuhan rumah tangga rentang usia ini juga paling baik untuk mengasuh anak (Fauzi, 2002).
  • Peranan Umur Pernikahan
Sebelum perkawinan diperlukan penyesuaian di dalam perkawinan (Hurlock, 1980). Umur 20-24 adalah yang tepat untuk menikah dan mengasuh anak (Fauzi, 2002). Namun kaitan umur dalam keluarga yang terbentuk sebagai akibat pernikahan dan hal terjadi yang perlu mendapat sorotan.
1) Hubungan umur dengan faktor fisiologi dalam perkawinan.
Batasan umur lebih mentitik beratkan pada segi fisiologis, dimana pasangan telah dapat membuahkan keturunan, karena telah berfungsi baik.
2) Hubungan umur dengan keadaan psikologis dalam pernikahan.
Perlu di kemukakan bahwa umur bukan patokan mutlak permulaan masa dewasa sekitar umur 21 yang sering di sebut sebagai masa dewasa awal. Dari pertumbuhannya umur dihadapkan psikologis juga makin matang, pernikahan pada umur muda banyak mengundang masalah karena psikologis yang belum matang.
3) Hubungan umur dengan kematangan sosial, khususnya sosial, ekonomi perkawinan.
Bertambahnya umur seseorang makin kuat dorongan mencari nafkah sebagai penopang, maka dalam pernikahan kematangan sosial ekonomi perlu mendapatkan pemikiran.
4) Umur ideal dalam pernikahan
Dapat dikemukakan dalam :
1) Kematangan psikologis /kejasmanian.
2) Kematangan psikologis.
3) Kematangan sosial dan khususnya sosial ekonomi.
4) Tinjauan masa depan /jangkauan kedepan.
5) Perbedaan perkembangan antara laki-laki dan perempuan dimana perempuan lebih dulu mencapai kematangan dari pada laki-laki.
5) Perbedaan umur antara suami dan istri
Disarankan suami lebih tua dari istri untuk menuju kearah tujuan pernikahan tersebut (Walgito, 2004).
2. Dampak Pernikahan Dinia. Kesehatan perempuan
1) Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri
2) Resiko anemia dan meningkatnya angka kejadian depresi
3) Beresiko pada kematian usia dini
4) Meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI), ingat 4T
5) Study epidemiologi kanker serviks : resiko meningkat lebih dari 10x bila jumlah mitra sex 6/lebih atau bila berhubungan seks paertama dibawah usia 15 tahun
6) Semakin muda wanita memiliki anak pertama, semakin rentan terkena kanker serviks
7) Resiko terkena penyakit menular seksual
Risiko tinggi biasanya terjadi jika usia ibu masih di bawah 20 tahun, tidak hanya bagi si ibu, tetapi juga bayi yang dikandungnya. Ibu bias mengalami pendarahan, rentan keguguran, dan proses persalinan sulit. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan merupakan hal yang bisa terjadi pada bayi dari ibu yang usianya di bawah 20 tahun. Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim untuk suatu proses kehamilan. Secara medis organ reproduksi wanita yang berusia di bawah 15 tahun adalah normal dan bisa dibuahi oleh sel sperma sepanjang sudah mengalami menstruasi. Namun, alat reproduksi wanita pada usia tersebut masih dalam masa pertumbuhan, termasuk juga pinggul dan rahimnya.
Pada usia tersebut leher rahimnya belum tumbuh matang. Pada rentang usia remaja ini, sel-sel di permukaan leher rahim masih tumbuh berkembang.
b. Kualitas anak
Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya kebutuhan nutrisi yang harus lebih banyak untuk kehamilannya dan kebutuhan pertumbuhan ibu sendiri.
Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18 tahun rata-rata lebih kecil dan bayi dengan BBR memiliki kemungkinan 5-30x lebih tinggi untuk meninggal. BBLR, di bawah 2,5 kg juga dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil dan umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. Sementara cacat bawaan dipengaruhi pleh kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan.
Ibu hamil pada usia muda tanpa pendampingan biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan bayi, mengakibatkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat bawaan. Perempuan yang menikah pada usia sangat muda, atau hubungan seks pertama kali pada usia kurang dari 19 tahun, juga mempertinggi risiko menderita kanker leher rahim, penyebab kematian tertinggi perempuan di Indonesia.
6. Risiko Kehamilan akibat Pernikahan Usia Muda
Dalam sebuah pernikahan salah satu tujuannya yaitu menghasilkan keturunan, pernikahan yang dilangsungkan kurang dari 20 tahun akan menyebabkan penyulit kehamilan remaja, karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin, risiko kehamilan di usia kurang dari 20 tahun yaitu:
a. Risiko fisik
1) Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak sengaja misalnya : karena terkejut, cemas, stres, tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius, seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan
2) Persalinan prematur, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan kelainan bawaan.
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya prematuritas, BBLR dan cacat bawaan. Berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses
kehamilan. Berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun
3) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih kala nifas.
4) Anemia kehamilan disebabkan kurangnya zat besi dan malnutrisi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda di sebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.
5) Keracunan Kehamilan (gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum matang dan anemia meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan, dalam bentuk pre elamsi/eklamsi.
6) Kematian ibu yang tinggi
Akibat dari stress karena bentuk siap menerima kehamilannya dan risiko akibat kehamilan dari pernikahan usia muda (Manuaba, 1998).

b. Risiko psikologis
Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak empertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan, akan sangat dibebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti di hantui rasa malu yang terus-menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik, maka perasaan tersebut akan menjadi gangguan kejiwaan.
c. Risiko sosial
Berhenti atau putus sekolah atas kemauan sendiri di karenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain di keluarkan dari sekolah. Hingga saat ini masih banyak sekolah yang tidak mau mentolerir siswi yang hamil. Resiko sosial lain : menjadi objek gosip. Kehilangan masa remaja yang seharusnya di nikmati, dan terkena cap buruk karena melahirkan anak di luar nikah. Kelahiran anak di luar nikah di Indonesia masih sering menjadi beban orang tua maupun anak yang di lahirkan.
d. Risiko Ekonomi
1) Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak butuh biaya yang besar.
2) Bila kehamilan diakhiri (aborsi)
Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan ( aborsi ) bila hamil.